Selasa, 24 Juli 2012
Minggu, 22 Juli 2012
Asal Usul Bangsa Jerman dan Perkembangan Sejarah Jerman
Siapakah
orang Jerman?
Bagaimana
komunitas ini terbentuk?
Sebenarnya bangsa
Jerman berasal dari Skandinavia Selatan. Karena keadaan cuaca yang memburuk
pada abad ke-2 SM, mereka terpaksa mengungsi ke selatan. Maka tibalah mereka di
wilayah yang sekarang dikenal sebagai Jerman. Di sana memang sebagian besar
masih hutan belantara, namun demikian bukan berarti daerah itu tidak bisa
didiami. Saat pertama kali masuk ke sana, bangsa Jerman bertemu dan bergabung
dengan suku Celtis dan terdampar di perbatasan kerajaan Romawi. Karena sulitnya
bahan pangan pada saat itu suku-suku tersebut sering menjarah makanan dari
kota-kota jajahan Romawi.
Tak heran, kemarahan sudah barang tentu tidak terhindarkan. Bangsa
Romawi tentu tidak mengizinkan kaum bar-bar (Bart = janggut) yang tidak berpendidikan ini memasuki kerajaan
mereka seenaknya menjarah secara membabi buta. Untuk menahan serangan bangsa
Jerman ke selatan ini, pada abad pertama atau kedua SM, mereka membangun Limes
(sebuah benteng perbatasan yang melintang lebih dari 500 Km dan membelah Jerman
pas di tengah-tengah). Limes ini memisahkan provinsi-provinsi taklukan Romawi
dari wilayah-wilayah yang selanjutnya diduduki oleh suku-suku bangsa Jerman.
Akan tetapi Jangan dikira bahwa perbatasan tersebut yang terjadi hanyalah
perang melulu. Antara bangsa Jerman dan Romawi pun terjalin hubungan dagang.
Bukan hanya itu: Bangsa
Jerman yang hidup di luar Limes, semakin lama semakin menyerap gaya hidup dan
kebudayaan sang penakluk. Banyak yang mampu menjadi tentara Romawi dan bahkan
naik pangkat. Pertanyaannya adalah;
Apakah dengan itu bangsa Jerman menjadi penerus sejati Romawi? Sama sekali
tidak. Contoh yang paling jelas adalah Raja Cherusk Arminus. Meskipun ia
belajar di Roma, ia menjadi simbol perlawanan terhadap penguasa asing. Pada
tahun 9, tentaranya mengalahkan tentara Romawi di bawah pimpinan Varus di Hutan
Teutoburg.
Bagaimana kehidupan
bangsa Jerman di luar Limes? Setiap suku bangsa memiliki kepala suku yang menguasai
daerah bebas. Sejak saat itu semakin sering saja perampok keturunan Jerman
menjarah kota-kota taklukan Romawi, bahkan kota Romawi tidak lagi aman dari
jangkauan mereka. Tanggal 23 Agustus tahun 476 imperium dunia ini berakhir,
kaisar terakhir Romulus Agustulus dijatuhkan oleh tentaranya sendiri. Kawasan
yang dulunya dikuasai bangsawan Romawi, yakni sampai ke Spanyol dan Afrika
Utara, Akhirnya Jaruh ke tangan bansa Jerman.
Sementara itu, bangsa
Jerman tidak terlalu paham bagaimana harus mengurus peninggalan budaya dan
arsitektur Roma, mereka merasakan adanya daya tarik magis yang kuat dari agama
musuh yang mereka taklukkan. Para misionaris akhirnya dapat mengkristenisasi
bangsa Jerman dengan cara membuktikan kepada orang-orang Jerman tentang
ketidakberdayaan dewa-dewa mereka. Di dekat Geismar ada pohon Eik yang konon
sudah diberkati Dewa Donar, mereka menebang pohon itu lalu membangun gereja
dari kayu pohon tersebut.
Sejak Runtuhnya
imperium Romawi, bangsa Prancis bangkit dan memimpin bekas jajahan Romawi,
mereka dipimpin oleh seorang raja, yaitu Raja Chlodwig yang dibaptis oleh Paus
pada tahun 498. Secara Politis raja Chlodwig berhasil menyatukan bangsa Prancis
(baik dengan cara kekerasan), yang pada saat itu terbagi ke dalam beberapa
kerajaan kecil. Dari Gallia dan kawasan Jerman (bekas jajahan Romawi), ia
mendirikan kekaisaran baru, yaitu kekaisaran Prancis. Keluarga Merowinger
(nenek moyang Chlodwig) menguasai kekaisaran ini selama berabad-abad tanpa
gangguan yang berarti.
Dari wilayah selatan
pasukan Arab bergerak maju menuju Gallia melewati semenanjung Iberia dan
terjadi pertempuran sengit. Dalam
pertempuran di Poitiers (Perancis Selatan)
pada bulan Oktober 732, Karl Martel (seorang menteri Perancis) berhasil
menahan dan memukul mundur pasukan Arab.
Pemenang pertempuran di Poitiers
(Karl Matell) adalah nenek moyang dinasti Karolinger. Dari generasi ke generasi
mereka mengabdi pada raja-raja keturunan Merowinger sebagai menteri, namun pada
akhirnya mereka merebut takhta pada penguasa terakhir dari dinasti Merowinger.
Karl
der Groβe
Penguasa yang paling
terkenal dari dinasti Karolinger adalah Karl der Groβe (Karl yang Agung). Pada
awalnya dia harus berbagi kekuasaan dengan kakaknya, namun kematian dini sang
kakak tahun 771 menjadikan Karl der Groβe sebagai penguasa tunggal. Ia
mengembangkan wilayah kekuasaannya ke segala penjuru: ke Perancis Selatan dan
Spanyol, ke Italia Utara dan Sakson. Karl der Groβe kemudian dinobatkan oleh
Paus menjadi kaisar, kemudian ia menobatkan dirinya sendiri sebagai penerus
penguasa Imperium Romawi. Suatu perbedaan dari kaisar-kaisar Romawi terdahulu;
Karl der Groβe tidak mengendalikan pemerintahannya dari Roma. Baik ia maupun
penerus-penerusnya sama-sama tidak menguasai ibukota dalam pengertian klasik.
Mereka memerintah dari atas pelana dan berpindah-pindah dari satu puri ke puri
lainnya. Tentu saja Karl der Groβe memiliki puri pavorit, yaitu Puri Achen.
Tanggal 28 Januari 814 Karl der Groβe meninggal di Achen. Ornamennya masih utuh
sampai saat ini; sebuah kapel segi delapan lengkap dengan takhta kekaisaran.
Karl der Groβe bukan saja seorang politikus ulung, namun juga sangat
menghormati pelestarian budaya dan ilmu pengetahuan.
Ludwig
der Weise
Penerus Karl der Groβe
adalah putera mahkota Ludwig der Weise. Ia berhasil menjaga keutuhan kerajaan,
namun ia tidak berhasil menyamai keberhasilan ayahanda-nya yang banyak
melakukan ekspansi kekuasaan. Pada tanggal 20 Juni 840 Ludwig der Weise
meninggal dunia. Sepeninggal Ludwig der Weise terjadi perebutan kekuasaan oleh
ketiga putranya. Perlu diketahui, dalam tradisi Jerman anak tertua tidak
otomatis menjadi penerus. Hak waris harus dibagi rata kepada semua anak
laki-laki (kedengarannya memang adil), tapi agak kontraproduktif jika
menyangkut masalah kekuasaan yang luas.
Lothar
/ Karl der Kahle / Ludwig
der Deutsche
Ketiga putra Ludwig der
Weise, yang haus dengan kekuasaan itu mengadakan perjanjian, yang dikenal
dengan perjanjian VERDUN, yang membagi wilayah kerjaan Perancis menjadi tiga
wilayah, yaitu: Lothar (mendapatkan
kawasan tengah yang membentang dari Italia tengah melalui Lothringen sampai ke
pantai laut utara), Karl der Kahle
(mendapatkan kawasan Prancis Barat), dan Ludwig
der Deutsche (Mendapatkan kawasan Perancis Timur).
Ketiga saudara ini
mungkin tidak menyadari bahwa perjanjian yang telah mereka lakukan kelak akan
menjadi landasan dalam pembentukan dua negara:
Prancis Barat (simpelnya menjadi negara Prancis sekarang), sedangkan negara
Prancis Timur (Negara Jerman sekarang). Begitu pula negara-negara, yang berdiri
di kawasan tengah, pada dasarnya mengacu pula pada perjanjian ini, demikian
halnya batas-batas bahasa di antara masing-masing negara.
Karena yang menjadi
tema bahasan kita di sini adalah sejarah Jerman, maka kita tinggalkan saja
Prancis Barat dan alihkan perhatian kita selanjutnya terhadap segala kejadian
di Perancis Timur (yang sekarang Jerman). Pemimpin terakhir dari dinasti
Karolinger yang berkuasa di wilayah ini adalah Ludwig der Sohn (meninggal th.
911). Pemikiran rakyat Jerman pada saat itu adalah; Dari pada kembali bersatu
dengan Prancis Barat (yang berarti harus takluk terhadap penguasa dari dinasti
Karolinger), keturunan Perancis Timur lebih memilih raja yang bukan keturunan
Karolinger. Setelah kematiannya pada bulan Desember 918 rakyat Perancis Timur
tidak kembali ke pelukan keluarga Karl der Groβe, melainkan memilih Adipati
Sakson “Heinrich” sebagai raja mereka. Hal ini menunjukkan sikap dewasa yang
tidak lagi tergantung pada isu primordialisme sebagai keturunan Perancis.
Heinrich
I (Murni Orang Jerman)
Pria Sakson ini
berhasil mengatasi segala kesulitan, terutama berkat kesediannya bekerja sama
dengan pengusa-penguasa negara lain, dengan tidak memperlakukan mereka sebagai
taklukan, melainkan sebagai partner. Heinrich dan para pengikutnya membangun
kerja sama dengan gereja dan berhasil menjaga stabilitas keamanan politik dan
ekonomi negeri Jerman.
Otto
der Groβe
Penerus Heinrich I
adalah puteranya, Otto. Pada awalnya ia harus bertikai dulu dengan sanak
saudaranya, namun ia bukan hanya mampu mempertahankan mahkota dari segala
rongrongan musuh saja, lebih dari itu, ia berhasil menetapkan aturan berupa
penyerahan kekuasaan kepada putera mahkota. Otto berhasil menguasai seluruh
kadipaten melalui jalinan pernikahan. Otto pun berhasil memposisikan dirinya
sebagai seorang penerus kekaisaran Romawi. Di tangan Otto, para Paus ibarat
bola mainan. Dua orang diantaranya ia tempatkan dalam pemerintahan. Ia bukan
hanya sebagai penguasa Eropa, melainkan juga sebagai pemimpin rohani. Seperti
juga pendahulunya Karl, ia pun dijuluki “Otto der Groβe”.
Kaisar-kaisar
Jerman setelah Otto;
Setelah Otto mangkat,
Takhta Kepausan mulai menguat, Raja
Heinrich IV yang berusaha meniru para pendahulunya, yang ingin memegang
kekaisaran Romawi dikucilkan oleh gereja. Raja Heinrich IV pun terpaksa pergi
melintasi pegunungan Alpen padahal cuaca pada saat itu bersalju. Dia tahu; saat
itu di wilayah Carnossa di Italia Utara bermukim Paus Gregor VII. Heinrich IV
datang bukan dengan tujuan untuk berperang melawan sang Paus, melainkan dalam
jubah seorang Penobat. Para bangsawan Jerman membujuknya untuk berdamai dengan
sang Paus. Kalau tidak mereka tidak mau mengakuinya sebagai seorang Raja. Sang
Paus membiarkannya menunggu berhari-hari dalam dingin yang kelu di depan
gerbang, sebelum menerimanya dan memberi pengampunan dosa. Harga yang harus
dibayar Heinrich cukup tinggi: Siapa yang masih sudi menghormati raja yang
merangkak-rangkak ke gereja? Ataukah ini sebuah langkah cerdik yang ia lakukan
semata-mata untuk menyelamatkan takhta?
Dengan runtuhnya
imperium Romawi, sebagian besar kota yang berada di Jerman pun turut tenggelam.
Namun pada abad pertengahan (ke-12), sentra-sentra ini tumbuh kembali dengan
wajah baru dan terbentuk pula begitu banyak kota-kota baru. Berkat perdagangan,
kota-kota menjadi makmur dan banyak petani mengangankan untuk meninggalkan
desa, lalu pergi ke kota. “UDARA KOTA MEMBAWA KEBEBASAN”, begitu pribahasa yang
bisa pula diartikan secara harfiah. Akibat banyaknya migrasi ke Kota, maka
bermunculanlah kaum borjuis yang berhasil menguasai perekonomian di kota-kota
besar dan akhirnya mampu menyaingi kaum bangsawan.
Dalam bidang arsitektur gaya Gotik mendesak dominasi gaya Romanik. Para arsitek muda di Perancis
sepanjang abad ke-12 lebih cenderung ke gaya bangunan gagah yang menjulang
tinggi. Maka berdirilah katedral dari
Chartres dan Reims. Warga kota Köln, Freiburg dan kota-kota lainnya di Jerman
berusaha meniru bangunan itu.
Kaum bangsawan pada
umumnya merasa sebagai “tentara kristus”, seperti yang terlihat secara jelas
dalam perang salib. Banyak priyai dari Jerman yang pergi ke Palestina dengan
maksud untuk membebaskan tanah suci tersebut dari umat muslim, namun banyak
yang tidak kembali lagi.
Akhir
Abad Pertengahan –Masa Krisis
Abad pertengahan
merupakan masa penuh gejolak dan krisis, kebangkrutan ekonomi dan otomatis
perpecahan sosial. Namun yang terburuk adalah wabah penyakit pes yang
merajalela, yang sering disebut Der
Schwarze Tod “sakaratul maut kelam”. Pada abad ke-14 wabah ini menyebar ke
seantereo benua Eropa dalam beberapa gelomabng dan menghabiskan hampir seluruh
penduduk di sebagian daerah.
Peristiwa keagamaan
terbesar pada zaman ini adalah konsili paripurna di Konstanz. Lebih dari 3
tahun lamanya 29 Kardinal, sekitar 300 Uskup dan Monsinyur, 150 Raja dan kaum
bangsawan bersidang di sebuah kota di Danau Konstanz, yang dipimpin raja Jerman
Sigismund dalam rangka penetapan entitas dari Yesus Kristus. Tapi mengapa
justru dipimpin oleh Raja dan bukan oleh Paus? Bukankah pemimpin tertinggi
gereja adalah Paus? Masalahnya adalah bahwa sejak tahun 1490 terdapat tiga
Paus. Sidang memutuskan dengan cara Voting (karena perseteruan dan kebuntuan),
sang reformator Jan Hus, yang menuntut dikembalikannya kepapaan apostolos
(Yesus Kristus) dan dengan pedas mengkritik lembaga kepausan, sebagai murtad
akhirnya menjalani hukuman mati dengan dibakar tanggal 6 Juli 1415. Ketiga Paus
yang saling berseteru di Konstanz dipecat dan kemudian siding memilih seorang
pemimpin baru gereja yang diakui oleh semua pihak: Martin V.
Abad
15 – Zaman yang Kondusif untuk Ilmu Pengetahuan dan Seni
Setelah masa pengap di
akhir abad pertengahan, kerajinan tangan, ilmu pengetahuan dan seni mulai hidup
lagi pada pertengahan abad 15.
- Di Mainz, Johannes Guttenberg menemukan mesin cetak dengan leter bergerak,
- Peter Henlein membuat konstruksi jam saku untuk pertama kali,
- Galileo Galilei dan Astronom Nikolaus Kopernicus berpendapat bahwa yang menjadi pusat tata surya kita adalah matahari dan bukanlah bumi (pendapat ini sangat ditentang gereja pada saat itu),
- Albrecht Dürer salah seorang pelukis dan perupa ternama dalam sejarah seni Jerman untuk pertama kali mencantumkan inisial namanya dengan “AD”, yang sebelumnya belum pernah dilakukan oleh para pelukis di abad pertengahan,
- Ulrich von Hutten, philosof keturunan bangsawan Prancis ini memang dipuja dimana-mana, namun karena peringatannya terhadap bangsa Jerman agar menjaga persatuan dan kesatuan serta menghindari perang saudara, karena pamfletnya tentang keburukan gereja dan lembaga kepausan, Hutten kehilangan simpati dari semua pengikutnya, sehingga terpaksa harus melarikan diri ke Swiss.
Martin
Luther
Seorang biarawan kecil yang
mampu mengguncang kepercayaan penganut katolik. Martin Luther. Dalam 95
Thesisnya pada tahun 1517, ia membeberkan pandangan surat pembebasan dosa oleh
gereja katolik. Dinasti Habsburg, yang sedang berkuasa merasa dikritik secara
pedas. Bahwa orang bisa mensucikan jiwanya dengan uang, itulah yang sangat
ditentang Martin Luther. walaupun ia tidak menempelkan sendiri tesisnya di
pintu gereja istana Wittenberg, seperti kisah legenda, dampaknya tetap saja
dahsyat. tesisinya itu merupakan cikal bakal refomasi di seluruh Eropa. Surat
pembebasan doa yang diperdagangkan ini hanyalah pemicu. Lutter mengembangkan
kritik semacam itu terhadap gereja katolik dan terutama terhadap Paus.
April 1521 Lutter
dipanggil menghadap Karl V (sang kaisar dari keluarga Habsburg yang berkuasa di
Jerman) di Worms. Namun siapa yang mengira bahwa biarawan keras kepala ini akan
menganulir kritiknya, jelas keliru besar. Luther tetap saja pada pendirian yang
telah diucapkan dan ditulisnya. Bagi gereja ia memang sejak dahulu sudah
dianggap murtad, sekarang sang kaisar Karl V memperjelas statusnya menjadi
penjahat tanpa perlindungan hukum. Namun berbeda dari Jan Hus di Konstanz,
Luther tiba di Worms dengan selamat dan mendapatkan perlindungan dari Adipati
Fridrich dem Weisen dari Sakson. Di sana ia menerjemahkan injil ke dalam bahasa
Jerman. Skandal sungguh-sungguh menjadi lengkap, ketika Martin Luther membangun
sebuah keluarga dengan menikahi mantan biarawati Katharina von Bora tanggal 13
Juni 1525. Karena status lajang seorang pastor tidak bisa diterima oleh sang
reformator “Martin Luther” yang semakin banyak pengikutnya ini. Sejak saat itu
umat protestan dan katolik di Jerman saling bermusuhan satu sama lain. Perang
pun berkecamuk selama 30 tahun lamanya yang memakan korban sangat banyak dan
diakhiri dengan perjanjian perdamaian di Ausburg tahun 1555. Umat protestan dan
katolik bersepakat bahwa penguasa setempat yang boleh menentukan agama yang
dianut penduduk di wilayahnya. Kaum bangsawan dan priyai bebas memilih agama
apa yang mereka anut, namun tidak demikian halnya dengan rakyat jelata, mereka
harus mengacu pada pimpinan masing-masing.
Perang 30 tahun
berdampak hancurnya demikian banyaknya kota dan desa, dan kepedihan yang tak
terperikan. Meskipun sudah terjadi perjanjian perdamaian akan tetapi perdebatan
mengenai agama di Eropa belum juga berakhir. Raja Ludwig XIV dari Perancis
memberlakukan sebuah keputusan beragama bagi kaum Hugenott, yaitu julukan bagi
kaum protestan di Perancis. Mereka dihadapakan pada pilihan, bertobat dan
pindah ke agama katolik atau meninggalkan Prancis. Di seberang sana, di Berlin,
Raja Fridrich Wilhelm von Brandenburg yang mendengar terhadap penistaan terhadap
saudara seimannya menjadi sangat marah. Namun ia juga melihat tragedi
pengusiran orang-orang ini sebagai sebuah kesempatan bagi negerinya yang hancur
lebur dan kehilangan banyak penduduk selama perang 30 tahun tersebut. Orang-orang,
terutama orang yang terlatih, para pengerajin ulung, baginya adalah harta yang
amat berharga. Raja Fridrich Wilhelm mengundang mereka untuk datang
kepadanya.
Pada tahun 1683 Raja
Fridrich Wilhelm (sang kaisar) bermukim di Wina. Kota yang terletak di tepi
sungai Donau ini (sekarang Austria) berada dalam bahaya besar karena bangsa
Turki menyerang mereka, namun mereka dapat dipukul mundur oleh sang kaisar,
ketika melarikan diri, bangsa Turki tidak hanya meninggalkan senjata mereka,
permadani mahal dan barang pecah belah, namun juga berkarung-karung biji kopi.
Dan jika orang jerman dan Austria sekarang lebih banyak minum kopi daripada
orang manapun di belahan daunia lainnya,
maka itu terutama berkat mantan musuhnya yang ketika itu melarikan diri sambil
meninggalkan sumber kenikmatan berharga ini, yaitu “kopi”.
Abad
Pencerahan (AUFKLARUNG)
Pada zaman Fridrich der
Groβe, bahasa Jerman tidak pernah digunakan di puri-puri kerajaan. Bahasa kaum
terpandang adalah bahasa Perancis. Itu semua kini berubah drastis. Abad
pencerahan membuat Jerman berkembang dalam hal budaya. Yang meletakkan dasar
perubahan ini adalah sang Filusuf besar Gottfried Wilhelm Lebniz pada akhir
abad ke-17. Namun baru pertengahan abad ke-18 bermunculan para filosuf dan sastrawan
Jerman klasik, diantranya:
- Gotthold Ephraim Lessing (drama-dramanya merupakan pembelaan yang amat mengesankan terhadap toleransi),
- Immanuel Kant (mengajak orang menggunakan pikiran dan akal sehat),
- Christopf Martin Wieland (menerjemahkan Shakespare ke dalam bahasa Jerman),
- Caroline Neuber (mengadakan pertunjukan “Theater Keliling” dalam spirit pencerahan),
- Johan Sebastian Bach, Georg Fridrich Händel, Willibald Glück (para musisi handal),
- Fridrich von Schiller dan Johann Wolfgang von Goethe (Sastrawan Klasik Jerman),
- Wolfgang Amadeus Mozart (Orang pertama penulis opera dalam bahasa Jerman),
- Ludwig van Beethoven (Komponis handal yang pada masa tuanya nyaris tuli).
Masa keemasan bidang
kebudayaan pada tahun-tahun tersebut diwarnai dengan guncangan dalam bidang
politik : “Revolusi Perancis” tanhun 14 Juli 1789. Di Negara-negara Jerman pun
hampir semua raja memiliki kekuasaan absolut dan mereka menatap cemas. Apakah
kepala mereka juga akan dipenggal seperti yang terjadi di Negara tetangga
mereka di Perancis.
Di Perancis, seorang
bangsawan kecil dari Korsika yang dalam revolusi Perancis pertama kali muncul
sebagai seorang jendral dan pada tanggal 2 Desember 1804 menobatkan diri
sebagai “Kaisar Perancis” yaitu Napoleon Bonaparte. Napoleon sendiri tidak
merasa puas hanya dengan perancis, impiannya tentu adalah seluruh Eropa. Para
raja Jerman tidak memberikan perlawanan yang cukup berarti. Seluruh Jerman pun
takluk dan para raja Jerman terpaksa menjadi sekutunya. Kaisar Austria bahkan
harus menyerahkan puterinya untuk dijadikan istri Napoleon Bonaparte. Kerajaan
Jerman (Prusia) yang sangat berkuasa dan dipimpin Fridrich Wilhelm III tunduk
dalam sebuah perjanjian di Tilsit.
Reformasi ala Napoleon
di Jerman dan di seluruh Eropa sebenarnya memiliki sisi positif pula; yaitu,
Dengan kekuatan senjatanya Napoleon membuat banyak kemajuan, baik reformasi
hukum, reformasi dibidang keuangan, hak kebebasan berusaha, emansipasi kaum yahudi,
kebijakan plotik dan sosial, sedangkan dunia pendidikan direformasi secara
mendasar oleh Wilhelm von Humbolt.
Negara Prusia (Jerman)
yang kembali gesit berkat para reformator sekarang mampu memberikan perlawanan
yang berarti terhadap penguasa Perancis (Napoleon Bonaparte). Raja menyerukan
kepada rakyatnya untuk membebaskan diri dari pendudukan perancis. Hasilnya
banyak para relawan, bahkan para mahasiswa angkat senjata. Orang-orang kaya
Prusia juga ikut menyumbangkan perhiasan emas mereka untuk perang kemerdekaan
ini. Dalam perang rakyat di Lepzig tanggal 16-19 Oktober 1813, Napoleon
Bonaparte menderita kekalahan telak dan melarikan diri ke Perancis. Negara
Jerman pun kembali bebas dari cengkraman Prancis.
Perkembangan
Bahasa Jerman (DEUTSCH)
Jackob Grimm dan
Wilhelm Grimm (Bruder Grimm)
mengumpulkan dongeng-dongeng dan cerita-cerita lama, mulai dari kisah : Hänsel
dan Gretel, Putri Salju (Schnewittchen), Hans yang beruntung (Hans im Glück),
dan si Berkerudung Merah (Rotkäppchen). Selain mengumpulkan dongeng-dongeng
Jerman, Bruder Grimm (Grimm bersaudara) juga meneliti bahasa Jerman begitu
mendalam, sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain sebelumnya. Mereka
juaga menerbitkan sebuah kamus bahasa Jerman.
Atmosfir
Revolusi
Revolusi Perancis
meninggalkan kesan yang kuat terhadap seluruh bangsa di Eropa. Di Negara-negara
lain juga timbul kebangkitan, seperti : di Belgia, di Spanyol, di Swiss, di
Polandia, dan tidak ketinggalan di Jerman. Tanggal 27 Mei 1832 sekitar 30.000
mahasiswa, pengerajin, warga dan petani berbondong-bondong menuju istana
Hambach di Pfalz sambil mengacung-acungkan bendera Hitam-Merah-Emas. Mereka
menuntut kebebasan politik dan penghapusan negeri-negeri kecil untuk dilebur
menjadi Negara yang lebih besar. Raja-raja Jerman pun menjadi panik.
Kerusuhanpun melanda Jerman. Di Berlin dan kota-kota lainnya para pemberontak
berjuang melawan tentara. Raja Fridrich Wilhelm IV bahkan harus mengheningkan
cipta untuk pejuang revolusi yang gugur dan menyematkan lencana
Hitam-Merah-Emas kea rah bajunya (warna kebebasan).
Ketika terjadi revolusi
tahun 1848, dua orang Jerman menerbitkan sebuah buku di Inggris. Dua Jerman ini
adalah Karl Max dan Fridrich Engels, dan buku mereka yaitu “Manifesto Komunis”.
Dari tulisan mereka tercipta ideologi baru, yaitu: Komunisme. Seruan mereka
“Kaum proletar di seluruh dunia bersatulah!” menggema di seluruh benua. Saat itu pula di Jerman terjadi revolusi sosial.
Dengan adanya revolusi
sosial, bermunculan banyak pabrik di Jerman. Sebagaimana dalam banyak hal,
industrialisasi mempunyai dua sisi: sisi pertama adalah kondisi kerja yang
sangat buruk, sedangkan sisi kedua adalah Jerman menjadi bangsa industri yang
membangkitkan kekuatan yang tidak terduga.
Penemuan
dalam Berbagai Bidang Ilmu Pengetahuan
Dalam bidang penelitian
dan teknologi dicapai banyak kemajuan, diantaranya yaitu:
- Justus von Liebig
(meletakkan dasar kimia organik dan mempelopori aplikasinya di industri),
- Biarawan Gregor Mendel (menemukan teori pewarisan genetik dengan kacang buncisnya),
- Robert Koch (menemukan basil TBC dan Kolera),
- Wilhelm Conrad Röntgen (menemukan sinar yg dapat menembus semua materi yang dengannya memungkinkan dapat melihat ke dalam tubuh manusia),
- Rudolf Virchow (menemukan ilmu patologi moderen, dan ia dapat menunjukkan betapa kotoran dan sifat tidak higienis mempunyai korelasi besar dengan timbulnya penyakit),
- Nikolaus August Otto (menemukan mesin motor 4 tak yang dinamai berdasarkan namanya),
- Rudolf Diesel (menemukan motor dengan sistem pembakaran, yang proses pembakaran bahan bakarnya terjadi dengan sendirinya karena tekanan tinggi di dalam silinder-silindernya, sehingga dicapai tingkat efektifitas yang sangat tinggi),
- Otto Lilienthal (menemukan model sayap aerodinamika, yang memungkinkan mendarat dengan cepat ke tanah),
- Ferdinand Graf von Zeppelin (menemukan pesawat Zeppelin yang berhasil terbang melintasi lautan Atlantik sampai ke Amerika),
- Johann Philipp Reis (seorang ahli fisika, menemukan pesawat telepon pertama tahun 1860 dan dengan demikian –selain Alexander Graham Bell- berhasil merancang dasar-dasar komunikasi langsung yang bisa melampaui jarak ribuan kilometer jauhnya),
- Werner von Siemens (membangun konstruksi mesin dinamo pertama kali dan mendirikan sebuah perusahaan sampai sekarang masih bergerak dalam bidang elektronik di Berlin),
- Alfred Krupp (membuat pabrik baja cor an menjadi perusahaan bertaraf internasional),
Dalam dunia politik,
Prusia dan Austria bertengkar memperebutkan supremasi di Federasi Jerman, akan
tetapi karena goncangan politik, Austria tidak lagi menjadi bagian darinya dan
menjadi kekaisaran sendiri dengan Wina sebagai pusatnya.
Pangeran Leopold von
Hohenzollem, masih kerabat raja Prusia ingin menjadi raja Spanyol. Prancis sama
sekali tidak rela calon raja untuk negeri tetangga bagian selatannya adalah
pangeran dari Jerman. Ini lah pemicu terjadinya perang Jerman-Perancis tahun
1870-1871. Pada tanggal 18 Januari 1871 tentara Perancis pun dapat dikalahkan
oleh Wilhelm I dan Kanselir Federal
Jerman Utara Otto von Bismarck dan memaksa Kaisar Napoleon III turun takhta.
Sejak kekalahan Perancis tahun 1871, perancis selalu ingin dan berusaha keras
untuk melakukan balas dendam.
Perang
Dunia I (1914-1918)
Perang meletus karena
meledaknya tong mesiu di Balkan. Tanggal 28 Juni 1914 Putera Mahkota Austria,
Franz Ferdinad dibunuh oleh seorang mahasiswa asal Serbia di Sarajevo.
Pemerintah Jerman mendukung Austria untuk berperang melawan Serbia, di lain pihak
Serbia didukung oleh Rusia. Maka meletuslah perang besar-besaran dimana Balkan
sendiri tidak begitu berperan. Rakyat dari negara-negara yang terlibat perang
maju ke medan perang dngan gagah berani, dan para serdadu dimana-mana disambut
dengan sorak sorai kemeriahan, diantaranya terdapat seniman, kaum intelektual,
mahasiswa, dan professor. Dari ruang kuliah Universitas mereka langsung pergi
ke Parit-Parit (dikenal dengan perang parit) pertahanan. Tak disangka, apa yang
sungguh akan mereka hadapi 4 tahun kemudian. Sebuah perang di mana pembantaian
nyawa manusia terjadi secara besar-besaran.
Teknologi perang
semakin maju dan menciptakan senjata-senjata yang lebih dahsyat serta lebih
mematikan. Para prajurit hanya menjadi santapan meriam semata. Zeppelin dan
pesawat terbang dilengkapi dengan senjata otomatis dan bom. Dalam satu
pertempuran saja di laut Skagerrak, 10.000 orang tewas hanya dalam beberapa jam
saja. Panser untuk pertama kalinya menyelinap ke kancah peperangan ibarat
banteng besi.
Jalur garis depan,
terutama kawasan pertempuran Perancis, Belgia, dan Italia nyaris tidak
mengalami perubahan selang beberapa tahun. Untuk menggoncang Rusia sekaligus
membalikkan keadaan perang, diputuskan oleh komandan tertinggi militer atas
persetujuan Raja Wilhelm II pada musim semi tahun 1917 untuk melakukan kontak
dengan Vladimir Iljitsch Lenin (pemimpin partai Bolsewik) yang berada dalam
pengasingan di Zurich. Lenin akan dibawa dengan sebuah kereta api khusus
melintasi Jerman menuju tanah airnya (Russland). Harapan bersama antara Kaisar
dan para jendral akhirnya terpenuhi. Belum sampai setahun setelah kepulangan
Lenin, revolusi pecah di Rusia dan penguasa komunis yang baru (Lenin) bersedia
membuat perdamaian khusus dengan Jerman. Namun kekuatan Jerman pada saat itu
sudah payah dan sejak masuknya Amerika Serikat ke dalam kancah perang hanya
tinggal masalah waktu saja untuk menghancurkan Jerman. Pada tanggal 9 November 1918
Jerman menyerah dan kaisar Wilhelm II pun turun takhta. Perang dunia satu ini
pun memakan korban hampir 8 juta jiwa. Di Versailles dekat Paris ditandatangani
suatu perjanjian perdamaian. Bangsa Jerman yang kalah perang harus membayar
kerugian yang diakibatkan oleh peperangan dan harus kehilangan seperdelapan
wilayahnya berikut 6,5 juta penduduknya.
Pasca-perang keadaan
negara Jerman sangat memprihatinkan. Rakyat jatuh miskin, sengsara, dan
menderita kekurangan. Tidak ada pekerjaan untuk mereka, tidak ada roti dan pada
saat itu tidak ada masa depan. Sementara itu sang kaisar sebagai pihak yang paling
bertanggung jawab atas penderitaan rakyat telah pergi meninggalkan Jerman untuk
selamanya. Karena kebangkrutan yang payah Wilhelm II pergi ke Belanda, di mana
pada tahun 1941 (ditengah berkecamuknya PD II, ia meninggal dunia, nyaris tanpa
perhatian dunia).
Jerman
Menjadi Republik
Presiden pertama
“Republik Weimar”, nama yang diambil berdasarkan tempat sidang pertama Majelis
Nasional adalah Fridrich Ebert. Guncangan demi guncangan terjadi pada saat
Fridrich Ebert menjabat sebagai presiden pertama Repiblik Weimar, dari
pemberontakan dan percobaan kudeta oleh politikus konservatif Wolfgang Kapp dan
Jendral Walter von Lüttwitz, serta inflasi yang mencapai tingkatan di luar
nalar. Pada bulan Oktober 1923 nilai tukar satu dolar lebih dari 25 milyar
Deutsche Mark. Banyak orang yang sebelum perang punya sedikit tabungan harus
menghadapi kenyataan, di mana buku tabungan mereka tidak lebih hanya sekedar
kertas biasa. Saat itulah ada seorang yang berfikir, kini tibalah saat yang
dinanti: Adolf Hitler.
Pada tahun 1932 jumlah
pengangguran di Jerman mencapai lebih dari 6 juta jiwa. Dalam parlemen Jerman
terdapat lebih dari 10 wakil partai diantaranya Partai Nazi dan Partai Komunis.
Antara Partai Nazi dengan Partai Komunis terdapat pertentangan yang sangat
kuat, jalanan sudah dikuasai mereka yang bersuara paling keras yaitu Partai
Nazi dan Partai Komunis yang sering bentrok berdarah bahkan dengan polisi.
Kedua partai ini menguasai kelompok bersenjata militan, yang tidak takut
menghadapi pembunuhan dan pembantaian. Tidak heran, pada satu hari di bulan
Juli 1932 di Hamburg, 18 orang terbunuh dalam sebuah bentrokan antara Nazi dan
Komunis.
Tanggal 30 Januari 1933
Adolf Hitler mewujudkan ambisinya. Presiden Jerman yang sudah uzur “Paul von
Hindenburg” yang dalam perang dunia pertama sangat disegani sebagai panglima
perang mengangkatnya sebagai kanselir atas tekanan Partai Nazi. Dalam waktu
singkat Adolf Hitler berhasil menyingkirkan seluruh lawan politiknya. Tepat
tanggal 24 Maret 1933 parlemen mengeluarkan peraturan tentang pelimpahan
kekuasaan yang berimbas melemahnya kewenangan parlemen. Dalam peraturan itu
tercantum bahwa pemerintah berwenang untuk mengeluarkan undang-undang yang
berlaku selama 4 tahun ke depan tanpa harus mendapatkan persetujuan dari
parlemen. Sejak saat itu, Republik Weimar benar-benar hancur. Kekuatan baru pun
muncul, yaitu: Kekuatan Nazi dengan pemimpin (Führer) baru: Adolf Hitler.
Rangkaian propaganda
pun dijalankan Partai Nazi dalam rangka membangun citra positif di negeri ini dan
merebut hati rakyat Jerman. Salah satunya rencana pemerintah agar setiap orang
Jerman mampu memiliki mobil. Pada tanggal 6 Oktober 1938 perusahan “VOLKS WAGEN
GmbH” didirikan. Harga satu unit mobil 990 Mark. Sebanyak 336.000 orang langsung
memesan mobil tersebut, namun tidak seorangpun mendapatkanya, dengan alasan
pabrik Volks Wagen (VW) di Wolfsburg harus segera menyesuaikan kebijakan
produksinya terhadap tuntutan politik pembangunan senjata Hitler.
Tanggal 27 Februari
gedung parlemen Jerman di Berlin dibakar. Gosip yang beredar menyatakan Nazi
sendiri yang melakukannya, namun pihak pemadam kebakaran menyatakan bahwa
pelakunya adalah seorang anggota komunis “Marinus van der Lubbe” yang dihukum
mati setelah menjalani proses pengadilan penuh rekayasa. Pemerintah
memanfaatkan kasus pembakaran ini sebagai alasan untuk mengambil tindakan
pembasmian. Pemerintah menyalahkan Partai Komunis Jerman sebagai dalang
kejadian ini. Pada malam itu juga, 4000 fungsionaris partai ditahan dan Partai
Komunis dinyatakan terlarang.
Menteri propaganda
Hitler, yaitu Joseph Gobbels mengerahkan para anggota SA pada tanggal 9 sampai
10 November 1938 menjarah took-toko Yahudi, Sinagonge, sekolah, dan permukiman
orang Yahudi. Mereka merusak banyak bangunan dan atau membakarnya. Hampir 100 orang
mati dibunuh, ribuan lainnya dianiaya. 25 000 orang Jerman yang beragama Yahudi
ditangkap.
Dengan kekejamannya
Hitler bisa mewujudkan ideologi rasisme yang melecehkan martabat manusia,
seperti yang ia jelaskan dalam bukunya “MEIN KAMPF (PERJUANGAN SAYA)” yang ia
karang pada saat di penjara akibat percobaan kudeta pada tahun 1925. Hampir
tidak seorangpun mengira bahwa ia bisa mewujudkan ide-idenya ini setahap demi
tahap.
Akibat kekejaman Partai
Nazi, tidak hanya orang Jerman keturunan Yahudi yang harus meninggalkan tanah
airnya. Eksodus besar-besaran dari kaum intelektual dan ilmuan, bintang film,
sutradara, pengarang, dan filusuf Jerman pun berlangsung. Thomas Mann, Bertolt Brecht, Marlene Dietrich, Fritz Lang, Albert
Einstain, dan banyak lagi yang lainnya tidak mau tinggal di Jerman, karena
mereka melihat tidak ada lagi masa depan di sana.
Melihat animo eksodus
besar-besaran, Partai Nazi mulai menghambat laju emigrasi dengan cara
memasukkan mereka ke Kamp-kamp Konsentrasi (Konzentrationslager) dibawah pengawasan SS (Schutzstaffel),
yaitu pasukan elite Hitler. Para tawanan tersebut antara lain; Lawan Politik
Nazi, Umat Kristen, Gipsi dan Romawi, Kaum Homoseksual, Gembel dan Penjahat
Kambuhan. Ratusan ribu manusia yang dibawa ke Kamp ini harus bertahan dalam
kondisi yang sangat tidak layak, setiap hari tampak dengan jelas kematian,
penyiksaan, dan penyakit. Khusus untuk Umat Yahudi, Kamp Pemusnahan dibangun,
dimana di dalamnya ada sekitar 6 juta jiwa manusia tewas.
Ciri-ciri Umum Bahasa Jerman
Secara umum bahasa Jerman memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Dikenalnya gender yang membedakan nomina atas kelompok maskulin, feminin, dan netral yang ditandai dengan artikel bentuk der, die, dan das. Tidak ada ketentuan khusus dalam pengelompokkannya, jadi perlu dihafal, misalnya: der Kopf ‘kepala’, die Tasche ‘tas’, das Kind ‘anak’. Gender tersebut berpengaruh terhadap fungsi nomina, sehingga dikenal empat macam kasus dalam bahasa Jerman, yaitu: Nominatif, Akkusatif, Datif, dan Genitif yang dapat dilihat dari perubahan artikel, yaitu: (Akkusatif der --> den) ; (Datif die --> der) dan juga deklinasi pada adjektiva, misalnya: untuk Nominatif dan Akkusatif das blaue Hemd ‘kemeja berwarna biru’ --> dem blauen Hemd ‘kemeja berwarna biru’ untuk kasus Datif.
- Tidak ada ketentuan khusus pembentukan nomina plural, meskipun ada pengecualian, misalnya: das Buch (singular) --> die Bücher (plural) ‘buku-buku’; die Studentin (singular) --> die Studentinnen (plural) ‘mahasiswi-mahasiswi’.
- Terjadinya penyesuaian melalui proses morfemis antara predikat dengan subjeknya, yang dikenal dengan istilah konjugasi seperti berikut, ich komme ‘saya datang’, du kommst ‘kamu datang’, er kommt ‘dia (laki-laki) datang’.
- Nomina selalu ditulis dengan huruf kapital sehingga nomina mudah dikenali terutama bila nomina itu tidak berada pada awal kalimat. Perhatikan contoh berikut: Ein Wort ohne Bedeutung ist kein Wort, sondern ein leehrer Klang (Wygotski) “Sebuah kata tanpa arti bukanlah kata melainkan sebuah bunyi yang kosong”. Wort ‘kata’, Bedeutung ‘arti’ dan Klang ‘bunyi’ meskipun tidak terletak di awal kalimat dan juga tidak menunjukkan nama, namun tetap ditulis dengan huruf besar karena secara kategori termasuk nomina. Mengacu pada uraian tersebut kalimat berikut dapat dianalisis berdasarkan kategorinya walaupun secara ortografi semua kata FLIEGEN ‘lalat’ terlihat sama:
WENN HINTER FLIEGEN(N/Nom) FLIEGEN(N/Dat) FLIEGEN(v), FLIEGEN (v) FLIEGEN (N/Nom) HINTERHER. (Volmert, 1999). "Apabila lalat-lalat terbang di belakang lalat-lalat, maka berterbanganlah lalat-lalat beriringan’.
Kalimat tersebut bila ditulis dengan cara penulisan biasa maka akan jelas terlihat perbedaannya, kata yang mana yang harus ditulis dengan huruf besar dan kata yang mana yang harus ditulis dengan huruf kecil, Sebagai berikut:
Wenn hinter Fliegen Fliegen fliegen, fliegen Fliegen hinterher.
5. Dikenal enam bentuk kala yaitu: Präsens (kala kini), Präteritum, Perfekt, Plusquamperfekt (tiga macam kala lampau), Futur I, dan Futur II (dua macam kala masa yang akan datang).
Langganan:
Postingan (Atom)